29 November 2009

Dasar anak-anak..!







Kayaknya yang namanya anak kecil tak pernah berhenti memberikan kesan gemes yah. Yao kita lihat beberapa aksi mereka yang lucu-lucu khas Kaskus.us

27 November 2009

Expo Tanjung Priok


Minggu (17-18 Oktober 2009) menjadi hari yang istimewa bagi umat Paroki St. Fransiskus Xaverius, Tanjung Priok. Perayaan Ekaristi hari itu terasa lebih meriah dengan alunan musik orkestra yang dibawakan oleh para seminaris Wacana Bhakti. Ya, para seminaris sepertinya memberikan suasana baru bagi umat sekalian.

Para calon imam masa depan ini bukan datang tanpa alasan. Mereka sedang mempromosikan cara hidup yang ’berbeda’ dibanding kehidupan remaja seusia mereka. Hal ini bertujuan untuk menyapa secara langsung kaum muda paroki, agar mereka dapat mengenal cara hidup yang unik sebagai calon imam.

Acara ini mendapat respon positif dari berbagai pihak, mulai dari pastor paroki, umat, dan tentunya bagi para seminaris sendiri. Romo Yoyon CM selaku Romo Paroki mengungkapkan perhatiannya kepada para seminaris. ”Seminaris adalah masa depan gereja, jadi umat punya tanggung jawab untuk mendukung dan mendoakan para calon imam ini”, ujarnya sambil tersenyum yang kemudian disambut tawa dari umat sekalian. Kegembiraan juga dirasakan oleh umat, salah satunya Ibu Irene. Ia amat bangga dengan keberanian para seminaris yang punya cita-cita mulia. Kehadiran para seminaris di parokinya juga dirasakannya amat berguna, khususnya untuk menyadarkan para orang tua agar mau merelakan anaknya yang tertarik menjadi biarawan atau biarawati. Tak berbeda dengan Ibu Irene, Albertus Ade Pratama, salah seorang seminaris juga merasakan suasana gembira ini. Seminaris yang berasal dari Paroki Santo Fransiskus Xaverius ini mengungkapkan bahwa motivasinya berkembang dengan kegiatan ini, terlebih karena Ekspo ini dilakukan di parokinya sendiri. ”Dengan hal ini, saya harap bukan saya saja yang terpanggil, tapi juga teman-teman muda di Paroki. Toh, jadi calon imam itu enak kok,” tambahnya.

06 November 2009

Gambar-gambar Unik dan Gokil

Gambar dari gambarindu.wordpress.com













Study Tour 2009





Saat teman-teman Gonzaga kelas XII sedang asik dengan study tour-nya ke Bandung, ini dia anak-anak seminari yang harus cari obyek sendiri. Ya.....dengan rendah hati kami sih cari yang murah meriah deh. Toh di Jakarta masih banyak yang bisa digali.

Kami memulai perjalanan dari museum di TMII, Kota Tua, Museum Sumpah Pemuda yang mengobarkan semngat kami dan juga Monumen Nasional.

Belum lagi kesempatan ini kami gunakan juga untuk merayakan bersama ulang tahun salah satu teman kami Bekti. Ini dia indahnya kebersamaan.

12 Oktober 2009

Mari Belajar Setia



Anda tentunya pernah melihat seekor anjing. Makluk yang satu ini memang begitu menggemaskan dan arena itu sering dijadikan hewan peliharaan. Satu hal yang ditunjukan oleh seekor anjing adalah kesetiaan terhadap orang yang merawatnya. Ya, anjing sungguh dikenal sebagai makluk yang setia. Contohnya, anjing-anjing kita di seminari ini.

Mungkin mereka tak memiliki akal budi seperti layaknya manusia, maka mereka melakukan itu, namun mengapa manusia yang lebih pandai karena memiliki akal budi lebih sulit setia dibanding seekor anjing.

Coba kita lihat fakta ini. Menurut survey salah satu majalah remaja terkemuka, dipaparkan bahwa 7 dari 10 responden mengalami putus hubungan pacaran karena ketahyuan memiliki pasangan lain.

Coba kita berkaca bersama tentang realitas seminari. Berapa seminaris yang setia melakukan ± 4 kali seminggu selama 4 tahun selama ia tinggal di seminari.

Jadi, apakah manusia lebih buruk daripada anjing?

Nanti dulu, ayo kita leihat sosok orang-orang kudus yang kita miliki. Mereka melakukan segalanya dan begitu setia karena mereka punya satu motivasi yang muncul dalam diri : Ingin mengabdi kepada-Nya sang pemberi hidup. Jadi untuk mulai setia, coba temukan motivasimu sebelum melakukan segalanya.

Setia hanya bisa terjadi apabila muncul dari dalam diri (hati) bukan dari luar.

God is Dead = That is God



Pernakah kau merasakan bahwa Tuhan itu tak ada? Tuhan itu mati --> God is Dead. Sepertinya setiap manusia pernah mengalami saat dimana ia merasa sendirian dan ditinggalkan Tuhan ketika menghadapi suatu masalah.

Rutinitas doa dan hidup yang ada di seminari misalnya, sedikit banyak dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas relasi kita dengan Tuhan, tetapi nyatanya tak jarang yang kita jumpai adalah rasa monoton yang membuat hidup doa dan rohani kita hanya sebatas rutinitas belaka.

Puncak keraguan kita mungkin ada ketika kita mengalami suatu permasalahan tertentu yang rasanya sangat sulit terpecahkan.

Kita sepertinya sudah berdoa semaksimal mungkin, rosario, novena, litani, dsb namun rasanya Tuhan seperti orang tuli yang tak bisa mendengar. Atau dia memang tak ada.

Satu hal yang perlu kita pegang adalah Dia adalah yang paling tahu dan paling bijaksana. Yakinlah bahwa doa kita didengar tapi perwujudannya harus melewati berbagai pertimbangan-Nya.

Contoh, sekelompok orang ingin mengadakan suatu pesta kebun atas keberhasilannya menjadi pengusaha kaya. Mereka berharap tidak hujan, supaya pesta berjalan lancar. Mereka berdoa supaya rencana mereka berhasil.

Namun nyatanya turunlah hujan yang amat deras. Mereka kecewa terhadap Tuhan-nya. Namun sebenarnya di wilayah yang sama dan pada waktu yang sama, sekelompok petani sedang bersukacita karena turunya hujan tersebut menghapus segala kekhawatiran akan musim kemarau panjang yang melanda mereka. Ini bisa jadi bukti bahwa ‘jadi’ Tuhan itu sulit. Ia ingin mengasihi SEMUA anaknya namun harus mempertimbangkan banyak hal, seperti kepentingan si pembuat pesta dan para petani.

Nah, di situ sebenarnya kita bisa menemukan Tuhan dari God is Dead, menjadi That is God.


11 September 2009

Aksi Atlet Teraneh

INi dia Aksi Atlit Terunik Abad Ini
Asli tread dari Kaskus.us









Kisah Romo Van Lith



Romo van Lith : Sosok Bapak Tanah Misi


Kini ku mencoba untuk melihat, mengenal, dan berefleksi dari sosok yang cukup unik, Romo van Lith. Beliau bisa dikatakan sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Gereja Katolik Indonesia, khusunya di tanah Jawa. Tentunya kita bisa banyak belajar dari beliau, bagaimana kehendak-Nya yang sungguh melandasi kehidupan setiap manusia. Apakah aku sebagai pribadi mampu mengerti kehendak-Nya?

Van lith lahir di Oirschot, Belanda pada tanggal 17 Mei 1863 dengan nama Franciscus Georgius Josephus van Lith. Ia akrab dengan nilai-nilai ke-katolikan. Hal ini diperolehnya sejak ia hidup dalam keluarganya karena ibunya adalah seorang penganut agama Katolik yang baik dan taat. Keakarabannya dengan nilai-nilai dan hidup menggereja membuatnya tertarik menjadi seorang imam. Keinginannya ini terwujud ketika ia memutuskan untuk menjadi seorang Yesuit (anggota Serikat Yesus) berkat inspirasi untuk mengikuti jejak Yesus sendiri sebagai teladan utama hidup-Nya.

Akhirnya, ia sungguh menjadi seorang imam Yesuit. Hal ini terus menjadi pemulus jalannya untuk berkarya bagi sesamanya manusia dan lingkungannya. Ia punya satu cita-cita yang amat mulia yaitu bekerja di tanah misi, sesuatu yang menjadi sebuah tugas lumrah para Yesuit demi menanamkan benih ke-katolikan dan cinta kristus ke seluruh dunia. Ia memiliki impian untuk berlayar dan berkarya di negeri Matahari Terbit : Jepang. Kalau impiannya terwujud, rasanya ia akan berusaha sebaik mungkin mewujudnyatakan semanganya dalam berkarya.

Namun kenyataan berkata lain. Van lith malah ditugaskan untuk menjalankan misi di tanah Hindia-Belanda yang saat itu menjadi wilayah jajahan Belanda. Hal ini sungguh membuat van Lith terpukul karena amat tidak sesuai dengan rencana dan impiannya. Atas dasar ketaatan dan penyerah diri kepada Dia yang mengutus, van Lith berani untuk mengambil jalan ini.

Van Lith tiba untuk pertama kalinya di Semarang tahun 1896 kemudian belajar budaya dan adat Jawa. Selesai pembekalan, ia ditempatkan di Muntilan sejak 1897. Ia ditugaskan bersama tiga orang rekannya dan saat itu ia mendapat tugas untuk berkarya di Muntilan (Jawa). Disini ia memulai karyanya sebagai seorang misionaris. Berbagai pengalaman ia alami dengan segala suka duka yang ada.

Dalam menjalankan karyanya, ia menemui berbagai masalah penting yang menjadi tonggak refleksinya. Yang pertama adalah muncul katekis-katekis palsu yang ternyata selama ini membohongi para misionaris. Mereka tidak mengajarkan iman katolik secara baik, namun hanya menghasut rakyat agar mau dibabtis supaya diberi uang. Metode ini membuat Romo van Lith amat marah. Ia bahkan berani memecat mereka. Hal ini sempat membuat pemimpinnya tidak percaya dan mempertanyakan keputusannya. Lith dan rekannya sangat tajam.


Hal kedua adalah masalah perbedaan pendapat antara Romo van Lith dengan rekan misinya. Rekannya lebih mengutamakan kuantitas dalam membaptis, sedangkan Romo Van Lith lebih mendalami seluk beluk budaya masyarakat Jawa. Dia mendapat kecaman dan bahkan pusat misi di Muntilan sempat akan ditutup berhubung tidak “menghasilkan.” Hal ini terlihat dari tindakan mereka yang saling mengkritik dan berpendapat tentang metode kerasulan masing-masing melalui surat yang mereka buat. Peristiwa ini juga menjadi salah satu peritiwa penting dalam perjalanan panggilannya.

Satu waktu, Romo van Lith berhasil menunaikan tugasnya sebagai pembimbing rohani yang baik bagi para calon pengikut Kristus. Pada tanggal 14 Desember 1904 ia membaptis 171 orang desa dari daerah Kalibawang di Sendangsono, Kulon Progo. Peristiwa ini dipandang sebagai lahirnya Gereja di antara orang Jawa dimana 171 orang menjadi pribumi pertama yang memeluk Katolik. Lokasi pembaptisan ini yang sekarang menjadi tempat ziarah Sendangsono. Jasanya terhadap perkembangan ke-katolikan di Jawa yang cukup besar membuatnya tidak dipandang sebelah mata oleh banyak orang.


Aneka karya lainnya juga diukir van Lith sebagai tanda kecintaannya pada Dia yang mengutus. Sosok ini memang amat memperhatikan nasib orang-orang kecil, sehingga seringkali tidak disukai bangsanya sendiri, Belanda. Ia mendirikan aneka sekolah demi kemajuan pola pikir orang pribumi. Ia juga membangun seminari pertama di Indonesia pada tahun 1911 bertolak dari keinginan dari orang pribumi yang ingin menjadi seorang imam. Tentunya hal-hal ini mendapat respek dari banyak orang.


Dengan segala jasa yang ia berikan, sesungguhnya ia telah membetuk wajah ke-katolikan di tanah Jawa. Ia sempat kembali ke Belanda untuk pemulihan kesehatannya. Namun, kecintaanya pada Jawa diwujudkannya ketika ia bahkan berniat kembali ke Jawa walaupun kondisinya yang sudah menurun. Tuhan memang maha adil. Tahun 1924 ia kembali dan kemudian menetap di Semarang dan mendirikan sekolah HIS dan Standaardschool sambil mengajar para novisiat Yesuit. Van Lith meninggal dunia pada tanggal 17 Mei 1926 di Semarang dan dikebumikan di pemakaman Yesuit di Muntilan. Akhirnya ia menghembuskan nafas terakhir di tanah misi tercintanya, tanah Jawa.

Sosok yang amat berarti, reflektif dan inspiratif. Bagaimanapun jasanya perlu untuk dikenang dan dicertakan sebagai penyengat khususnya bagi para calon misionaris yang mengemban tugas maha berat di tanah misi. Kecintaan van Lith kepada Tuhan ditunjukannya secara nyata dalam karyanya yang mulia. Aku pun tertegun melihat dan membaca kisahnya. Semoga suatu hari nanti setidaknya aku bisa setulus beliau berkarya dengan segala kerendahan hati dan perasaan ingin menyerahkan segalanya demi dan untuk Dia, yang mengutus aku.
Sekian

Resensi Film District Nine



Film District 9

Apa yang terjadi ketika sekolompok alien terdampar di bumi? Apakah yang akan mereka lakukan dan mungkinkah mereka mengganggu ketentraman manusia? Inilah gambaran kisah salah satu film favorit Hollywood tahun ini, Districk – 9.

Film yang disutradarai oleh Neill Blomkamp dan Peter Jackson ini menggambarkan kisah para alien yang tinggal di bumi karena karamnya kapal mereka di atas kota Johannesburg, Afrika Selatan. Para alien dievakuasi ke sebuah lokasi pemusatan agar lebih mudah diawasi keberadaanya. Lokasi tempat penampungan para alien inilah yang dikenal dengan istilah District – 9, sebuah perkampungan kumuh yang dihuni oleh orang-orang Nigeria di kota itu.

Konflik dimulai ketika sebuah perusahaan swasta, yakni MNU (Multi-National United) mencoba mencari senjata pembasmi alien. Hal ini dilakukan karena mereka berhasrat memperoleh keuntungan jika mereka berhasil menciptakan senjata itu. Sejauh ini MNU gagal karena aktivasi senjata membutuhkan DNA alien. Konflik mulai berkembang ketika seorang agen lapangan MNU, Wikus van der Merwe (Sharlto Copley), berkontraksi dengan virus misterius dan mengubah DNA dirinya menjadi seperti alien. Hal inilah yang membuatnya dikejar oleh semua orang terlebih pihak MNU.

Wikus menjadi manusia paling diburu diseluruh dunia. Dirinya menjadi manusia paling berharga demi menemukan rahasia teknologi alien. Keluarganya hancur berantakan karena sang mertua juga menghendakinya menjadi bahan riset demi menciptakan senjata pembasmi alien. Dia amat terasingkan, hingga hanya satu tempat yang tersisa untuknya: District 9.

Klimaks cerita terjadi ketika Wikus dan Christopher (alien) bekerja sama demi memperoleh zat yang menjadi bahan bakar pesawat alien di markas MNU. Hal ini dilakukan agar para alien dapat pulang ke planetnya, sekaligus dapat menyembuhkan Wikus dari virus alien yang ada di dalam tubunya-nya. Hubungan antara keduanya begitu terasa dan menjadi pesan moral tersendiri dalam film ini. Ada hubungan perasaan yang terjalin antara Wikus dan Cristopher untuk mencapai kebahagiannya masing-masing, kembali pada kehidupannya yang semula.

Film ini cocok disaksikan oleh semua umur. Mungkin penyajiannya yang terkesan dokumentar membuatnya sedikit terasa berat. Namun dibalik semua itu, ada pesan moral yang baik yang disampaikan film ini tentang semangat perjuangan dan pengorbanan demi mencapai kebahagiaan hidup.

Sekian

Tim Impian Transfer



Musim kompetisi baru sudah dimulai. Semua tim berbenah untuk meperoleh hasil yang maksimal di tahun ini. Momen yang paling seru setiap awal tahun kompetisi adalah proses pergantian klub satu pemain dengan yang lainnya.Berbagai peristiwa transfer fantastis terjadi di awal Berikut ini saya mencoba menyusun tim yang terdiri dari pemain-pemain yang berganti klub. Jika kekuatan ini digabungkan, akan menjadi sebuah tim yang amat menjanjikan.

Kiper : Amelia (Palermo)

Bek : Grosso (Juventus), Kolo Toure (Man. City), Glen Johnson (Liverpool), Lescott (Man. City)

Pemain Tengah :Snedjer (Inter), Kaka (Real Madrid), Diego (Juventus)

Penyerang : Ibrahimovic (Barcelona), Samuel Eto'o (Inter), Cristiano Ronaldo (Real Madrid)
Pelatih : Carlo Ancelloti (Chelsea)

Cadangan : Adebayor (Man. City), Benzema (Real Madrid), Huntellar (AC Milan), Arjen Robben (Munchen), Xabi Alonso (Real Madrid), Alberto Aquilani (Liverpool), Garreth Barry (Man. City), Felipe Melo (Juventus), John Heitinga (Everton), Julio Cruz (Lazio), Vermaelen (Arsenal).
Pastinya tim ini akan sangat tangguh dan menjadi kekuatan yang sulit ditaklukan.
Salam bagi Bolamania di Seluruh Indonesia!

04 September 2009

Expo in Bandung


Ini Foto Keluarga Live-in ku





Ini dia pengalamanku bersama di Expo Bandung (Juni 2009).
OK....... ini enaknya jadi seminaris
Semua jalan-jalan... semua senang... dan semua Gratis...


01 September 2009

Pemain Baru AS Roma


INI dia Pemain Baru AS Roma untuk merebut Scudetto dan Liga Eropa.

14 Agustus 2009

Litani Serba Salah Pastor



Memang jadi Pastor itu susahnya minta ampun. Nah coba kita lihat sejenak fakta unik yang menegaskan bahwa jadi imam memang tak mudah...


Kalau pastornya muda, dibilang masih blo'on.

Kalau pastornya tua, sebaiknya pensiun saja.

Kalau khotbah terlalu panjang, dibilang menjengkelkan.

Kalau khotbahnya cepat, "Kok, kayak kereta ekspres".

Kalau mulai misa tepat waktu, katanya kaku.

Kalau terlambat, "Idiih, pastornya malas".

Kalau di kamar pengakuan menasehati, katanya banyak omong.

Kalau sebaliknya, dibilang tidak tanggap.

Kalau mengikuti pendapat umat, dibilang tidak punya pendirian.

Kalau mengikuti pendapat sendiri, dicap diktator.

Kalau keuangan paroki mepet, katanya pastor tak pintar usaha.

Kalau ngomongin soal uang, dibilang mata duitan.

Kalau mengadakan misa lingkungan, katanya tak pernah kunjungan keluarga.

Kalau mengunjungi keluarga, "Kapan sih pastornya misa lingkungan?"

Kalau pastor tak ada di pastoran, dicap tukang ngeluyur.

Tapi kalau selalu ada, dibilang pastor kurang pergaulan.

Kalau memperhatikan anak-anak, dibilang "Masa kecil kurang bahagia".

Kalau memperhatikan Mudika, giliran orang tua ngegosip.

Kalau nonton TV, dibilang enak-enakan.

Kalau tidak, dibilang enggak mengikuti zaman.

TAPI, KALAU PASTORNYA MATI, SIAPA YANG MAU GANTI?

28 Juli 2009

Tribute to Maldini



Sekali lagi dunia persepakbolaan harus ditinggal oleh salah satu putra terbaiknya, Paolo Maldini. Ia memutuskan gantung sepatu akhir musim ini setelah menjalani karier panjang nan gemilang bersama AC Milan, klub yang amat dicintainya.

Tentu kehadiran sosok yang satu ini terasa cukup nyentrik melihat beberapa tahun belakangan, sulit sekali menemukan pemain sepakbola yang memiliki loyalitas dan kesetiaan seperti Maldini.
Memang ‘industri’ sepakbola seakan sudah menghapuskan makna kesetiaan dan loyalitas pemain kepada klubnya. Tawaran uang yang menggiurkan seringkali menjadi penyebab seorang pemain enggan mencintai klubnya. Mereka lebih memilih pindah ke klub yang bisa memberikan keuntungan secara finansial, dibanding menjaga panji kesetiaan dan kecintaan pada klub. Akhirnya, banyak dari mereka yang gagal di klub barunya karena hanya tergiur dengan materi yang ditawarkan.

Kalau melihat sosok para pemain ‘sejenis’ Maldini seperti Raul atau Fransesco Totti, tentu kita dapat melihat bahwa kesetiaan mereka selalu berbuah manis. Sosok Maldini menjadi bagian penting dari sejarah AC Milan dalam merebut berbagai gelar juara. Hal itu juga dirasakan oleh Raul dan Totti dimana mereka memperoleh hasil dari kesetiaan kepada klubnya. Tentunya hal ini bisa menjadi teladan bagi para pesepakbola muda untuk belajar setia, bermain dengan hati dan cinta bukan sekedar demi keuntungan pribadi.

Kalau pemain macam Christiano Ronaldo memegang prinsip seperti ini, tentunya Manchaster United tidak perlu pusing untuk mempertahankannya karena cinta kepada klub lebih berharga daripada uang yang menggiurkan. Akhir kata, Terima kasih Maldini atas dedikasi anda bagi persepakbolaan dunia!

07 Juni 2009

This is My Generation






05 Juni 2009

Musik Wadah Identifikasi Diri





Oleh : Eduard Salvatore da Silva

Ketika kita membicarakan musik, rasanya setiap orang punya pandangan masing-masing. Rasanya semua orang tahu bahwa musik merupakan salah satu budaya hasil pemikiran manusia. Hal ini memang seakan sudah merasuk dan mendarah daging dalam setiap pribadi manusia. Lalu seberapa jauh musik ada di dalam kehidupan kita? Apakah musik sungguh berpengaruh, bahkan sejak kita ada di dalam kandungan ibu?

Coba kita refleksikan kembali pengalaman kita sebagai manusia! Pernahkan anda melihat seorang ibu menyanyikan lagu atau memperdengarkan musik klasik bagi anaknya yang masih di dalam kandungan? Masih ingatkah saat kita pertama kali diajari lagu Balonku di masa kanak-kanak kita? Pernahkah kita amati banyak remaja di zaman ini yang mengandrungi aliran musik metal, rock, hip-hop dsb? Atau pernahkah melihat orangtua kita bernostalgia dan mengenang masa lalunya ketika mendengarkan lagu-lagu tembang kenangan? Hal–hal ini sesungguhnya bisa menjadi gambaran, betapa musik sungguh ada dan berpengaruh di setiap seluk beluk kehidupan manusia, begitu juga di kehidupan kita.

Musik : Miniatur Hidup Manusia

Mungkin setiap orang punya persepsi sendiri ketika menggambarkan musik. Namun secara sederhana, musik dapat digambarkankan sebagai gabungan atau kombinasi dari nada-nada, notasi, ritme, melodi. Komponen-komponen tersebut menghasilkan kesatuan dan keselarasan fungsi hingga terciptanya sebuah lagu atau musik itu sendiri. Ketika kita sejenak merenung dari pengertian ini, sesungguhnya kita dapat melihat bahwa musik bisa menjadi gambaran atau miniatur kehidupan manusia. Seperti musik, hidup manusia pun adalah suatu proses panjang yang merupakan gabungan atau kombinasi dari komponen-komponen yang saling berhubungan. Segala pengalaman, perasaan sakit hati, ditolak, dicampakan, dilupakan, membahagiakan, suka cita, dicintai, kebanggaan dan segala hal lainnya sesungguhnya merupakan serpihan-serpihan komponen hidup kita. Nah, seberapa baik cara kita menyusun serpihan-serpihan inilah yang menentukan hasil akhir dari kehidupan kita, yakni keindahan layaknya alunan musik.

Sadarkah kita bahwa berjuta-juta lagu diciptakan, bahkan hanya dengan menggunakan 7 buah nada (dari do hingga do tinggi)? Satu hal yang bisa kita petik dari sini adalah adalah mereka (para pencipta lagu) memiliki kemampuan untuk menyusun nada-nada yang terbatas ini dengan sedemikian rupa hingga menjadi suatu keindahan dan keselarasan. Fakta ini seakan menyerukan bahwa keterbatasan yang kita miliki sebagai manusia sesungguhnya tak menghalangi diri kita untuk melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang. Berhasil tidaknya suatu proses kehidupan kita sungguh ditentukan oleh kemampuan kita melihat dan menyusun segala komponen hidup menjadi nada-nada kehidupan yang indah dengan segala keterbatasan yang ada. Walaupun mungkin pengalaman pahit dan sedih yang seringkali kita alami, sesungguhnya ketika kita mampu menyusunnya dengan baik, akan tercipta suatu alunan musik kehidupan yang amat indah bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.

Mengenal Diri Lewat Musik

Tentunya kita tidak asing dengan kisah Bob Marley dkk. dan musik Regee-nya yang menjadi inspirasi banyak orang. Kelompok yang menamai diri sebagai “Kaum Rasta” ini merasa bahwa musik memang sudah menjadi bagian hidup dan identitas mereka. Hal ini muncul sebagai bentuk ekspresi dari pengalaman pahit yang dialami para kaum buruh paksa di zaman itu. Mereka menuangkan segala perasaan dan keluh kesahnya dalam alunan musik yang cenderung riang gembira, yang dijadikan sebagai pelipur lara mereka. Dari sini kita dapat melihat salah satu fakta yang menunjukan bahwa musik sudah menjadi sesuatu yang amat berharga. Selain itu, musik juga bisa menjadi salah satu indikator atau penunjuk identitas diri kita sebagai seorang manusia.
Sebagai manusia pastinya kita hidup dalam suatu pencarian. Ya, kita senantiasa mencari dan ingin menemukan identitas dan jati diri kita. Anda pernah melihat seorang penggemar musik metal (musik aliran keras) yang memiliki kepribadian yang kemayu. Warna musik jenis ini memang cukup keras dan biasanya orang yang menyukainya cenderung berkepribadian keras, tahan banting dan ekspresif. Jadi rasanya tidak cocok musik jenis ini disukai pribadi yang kemayu tadi. Walaupun selalu begitu, rasanya memang seringkali kita hidup kita dipengaruhi oleh musik dan hal ini sungguh menggambarkan kepribadian kita. Terkadang kita menemukan lagu yang begitu menggambarkanm diri kita. Lagu tersebut tentunya memiliki “jiwa” dan makna tersendiri bagi pribadi kita. Itulah diriku!

Musik sebagai Pemanis Hidup Manusia

Jadi, sungguh pentingkah musik itu bagi hidup kita? Rasanya hanya sedikit orang yang mengatakan tidak. Bahkan orang yang tidak bisa menyanyi pun tak ragu untuk menyanyikan lagu atau memainkan musik kesukaannya walaupun suaranya terdengar sumbang. Ini satu bukti bahwa musik seakan sudah menjadi kebutuhan manusia sebagai makluk yang memerlukan lahan untuk ekpresi diri. Coba bayangkan jika dunia tanpa musik (lagu)! Apa yang mungkin dialami oleh manusia? Mungkin kehampaan dan kekurangan akan wadah ekspresi diri. Dunia ini mungkin akan terkesan kaku karena semua orang menjadi individualistis dan tak bisa menyalurkan dirinya. Jadi, bersyukurlah Tuhan menciptakan sesuatu yang begitu berharga seperti musik yang memberi warna pada kehidupan kita. So, let’s start to make your own music for make your life better!

Sekian

Tulisan ada di Eureka (Majalah Seminari Wacana Bhakti Edisi II)

Gambar-gambar Iseng


Trio Macan Lagi Mandi!!

12 Mei 2009

Hidup bukan Setengah-setengah


Kisah oang Tua BijakPernah ada seorang tua yang hidup di desa kecil.Meskipun ia miskin, semua orang cemburu kepadanyakarena ia memiliki kuda putih cantik. Bahkan rajamenginginkan hartanya itu. Kuda seperti itu belumpernah dilihat orang, begitu gagah, anggun dan kuat. Orang-orang menawarkan harga amat tinggi untuk kudajantan itu, tetapi orang tua itu selalu menolak :"Kuda ini bukan kuda bagi saya", katanya : "Ia adalahseperti seseorang. Bagaimana kita dapat menjual seseorang. Ia adalah sahabat bukan milik. Bagaimanakita dapat menjual seorang sahabat ?"

Orang itu miskin dan godaan besar. Tetapi ia tidak menjual kuda itu. Suatu pagi ia menemukan bahwa kuda itu tidak ada dikandangnya. Seluruh desa datang menemuinya. "Orang tuabodoh", mereka mengejek dia : "Sudah kami katakanbahwa seseorang akan mencuri kudamu. Kami peringatkanbahwa kamu akan di rampok. Anda begitu miskin... Manamungkin anda dapat melindungi binatang yang begituberharga ?

Sebaiknya anda menjualnya. Anda boleh minta harga apa saja. Harga setinggi apapun akandibayar juga. Sekarang kuda itu hilang dan andadikutuk oleh kemalangan". Orang tua itu menjawab : "Jangan bicara terlalu cepat. Katakan saja bahwa kuda itu tidak berada dikandangnya. Itu saja yang kita tahu; selebihnya adalahpenilaian. Apakah saya di kutuk atau tidak, bagaimanaAnda dapat ketahui itu ? Bagaimana Anda dapatmenghakimi ?".

Orang-orang desa itu protes : "Janganmenggambarkan kami sebagai orang bodoh! Mungkin kamibukan ahli filsafat, tetapi filsafat hebat tidak diperlukan. Fakta sederhana bahwa kudamu hilang adalahkutukan". Orang tua itu berbicara lagi : "Yang saya tahuhanyalah bahwa kandang itu kosong dan kuda itu pergi.Selebihnya saya tidak tahu. Apakah itu kutukan atauberkat, saya tidak dapat katakan.Yang dapat kita lihathanyalah sepotong saja. Siapa tahu apa yang akanterjadi nanti ?"

Orang-orang desa tertawa. Menurut mereka orang itugila. Mereka memang selalu menganggap dia orang tolol;kalau tidak, ia akan menjual kuda itu dan hidup dariuang yang diterimanya. Sebaliknya, ia seorang tukangpotong kayu miskin, orang tua yang memotong kayu bakardan menariknya keluar hutan lalu menjualnya. Uang yangia terima hanya cukup untuk membeli makanan, tidaklebih. Hidupnya sengsara sekali. Sekarang ia sudahmembuktikan bahwa ia betul-betul tolol.

Sesudah lima belas hari, kuda itu kembali. Ia tidak dicuri, ia lari ke dalam hutan. Ia tidak hanya kembali,ia juga membawa sekitar selusin kuda liar bersamanya.Sekali lagi penduduk desa berkumpul sekeliling tukangpotong kayu itu dan mengatakan : "Orang tua, kamubenar dan kami salah. Yang kami anggap kutukansebenarnya berkat. Maafkan kami". Jawab orang itu : "Sekali lagi kalian bertindakgegabah. Katakan saja bahwa kuda itu sudah balik.Katakan saja bahwa selusin kuda balik bersama dia,tetapi jangan menilai. Bagaimana kalian tahu bahwa iniadalah berkat ? Anda hanya melihat sepotong saja.Kecuali kalau kalian sudah mengetahui seluruh cerita,bagaimana anda dapat menilai ? Kalian hanya membaca satu halaman dari sebuah buku. Dapatkah kalian menilaiseluruh buku ? Kalian hanya membaca satu kata darisebuah ungkapan. Apakah kalian dapat mengerti seluruhungkapan ? Hidup ini begitu luas, namun Anda menilaiseluruh hidup berdasar! kan satu halaman atau satu kata.Yang anda tahu hanyalah sepotong! Jangan katakanitu adalah berkat. Tidak ada yang tahu. Saya sudahpuas dengan apa yang saya tahu. Saya tidak terganggukarena apa yang saya tidak tahu".

"Barangkali orang tua itu benar," mereka berkata satukepada yang lain. Jadi mereka tidak banyakberkata-kata. Tetapi di dalam hati mereka tahu iasalah. Mereka tahu itu adalah berkat. Dua belas kudaliar pulang bersama satu kuda. Dengan kerja sedikit,binatang itu dapat dijinakkan dan dilatih, kemudiandijual untuk banyak uang. Orang tua itu mempunyai seorang anak laki-laki. Anakmuda itu mulai menjinakkan kuda-kuda liar itu. Setelahbeberapa hari, ia terjatuh dari salah satu kuda dankedua kakinya patah. Sekali lagi orang desa berkumpulsekitar orang tua itu dan menilai. "Kamu benar", katamereka : "Kamu sudah buktikan bahwa kamu benar.Selusin kuda itu bukan berkat.

Mereka adalah kutukan.Satu-satunya puteramu patah kedua kakinya dan sekarangdalam usia tuamu kamu tidak ada siapa-siapa untukmembantumu... Sekarang kamu lebih miskin lagi. Orangtua itu berbicara lagi : "Ya, kalian kesetanan denganpikiran untuk menilai, menghakimi. Jangan keterlaluan.Katakan saja bahwa anak saya patah kaki. Siapa tahuitu berkat atau kutukan ? Tidak ada yang tahu. Kitahanya mempunyai sepotong cerita. Hidup ini datangsepotong-sepotong".

Maka terjadilah dua minggu kemudian negeri itu berperang dengan negeri tetangga. Semua anak muda di desa diminta untuk menjadi tentara. Hanyaanak si orang tua tidak diminta karena ia terluka. Sekali lagi orang berkumpul sekitar orang tuaitu sambil menangis dan berteriak karena anak-anakmereka sudah dipanggil untuk bertempur. Sedikit sekalikemungkinan mereka akan kembali. Musuh sangat kuat danperang itu akan dimenangkan musuh. Mereka tidak akanmelihat anak-anak mereka kembali. "Kamu benar, orangtua", mereka menangis : "Tuhan tahu, kamu benar. Inibuktinya. Kecelakaan anakmu merupakan berkat. Kakinya patah, tetapi paling tidakia ada bersamamu. Anak-anak kami pergi untukselama-lamanya".Orang tua itu berbicara lagi : "Tidak mungkin untukberbicara dengan kalian. Kalian selalu menarikkesimpulan. Tidak ada yang tahu. Katakan hanya ini :anak-anak kalian harus pergi berperang, dan anak sayatidak. Tidak ada yang tahu apakah itu berkat ataukutukan. Tidak ada yang cukup bijaksana untukmengetahui. Hanya Allah yang tahu".

Moral cerita :Orang tua itu benar. Kita hanya tahu sepotong dariseluruh kejadian. Kecelakaan-kecelakaan dan kengerianhidup ini hanya merupakan satu halaman dari bukubesar. Kita jangan terlalu cepat menarik kesimpulan.Kita harus simpan dulu penilaian kita dari badai-badaikehidupan sampai kita ketahui seluruh cerita.

Disunting dari www.mail-archive.com/airputih@yahoogroups.com

Iseng di Sore Hari

Flash