12 Mei 2009

Hidup bukan Setengah-setengah


Kisah oang Tua BijakPernah ada seorang tua yang hidup di desa kecil.Meskipun ia miskin, semua orang cemburu kepadanyakarena ia memiliki kuda putih cantik. Bahkan rajamenginginkan hartanya itu. Kuda seperti itu belumpernah dilihat orang, begitu gagah, anggun dan kuat. Orang-orang menawarkan harga amat tinggi untuk kudajantan itu, tetapi orang tua itu selalu menolak :"Kuda ini bukan kuda bagi saya", katanya : "Ia adalahseperti seseorang. Bagaimana kita dapat menjual seseorang. Ia adalah sahabat bukan milik. Bagaimanakita dapat menjual seorang sahabat ?"

Orang itu miskin dan godaan besar. Tetapi ia tidak menjual kuda itu. Suatu pagi ia menemukan bahwa kuda itu tidak ada dikandangnya. Seluruh desa datang menemuinya. "Orang tuabodoh", mereka mengejek dia : "Sudah kami katakanbahwa seseorang akan mencuri kudamu. Kami peringatkanbahwa kamu akan di rampok. Anda begitu miskin... Manamungkin anda dapat melindungi binatang yang begituberharga ?

Sebaiknya anda menjualnya. Anda boleh minta harga apa saja. Harga setinggi apapun akandibayar juga. Sekarang kuda itu hilang dan andadikutuk oleh kemalangan". Orang tua itu menjawab : "Jangan bicara terlalu cepat. Katakan saja bahwa kuda itu tidak berada dikandangnya. Itu saja yang kita tahu; selebihnya adalahpenilaian. Apakah saya di kutuk atau tidak, bagaimanaAnda dapat ketahui itu ? Bagaimana Anda dapatmenghakimi ?".

Orang-orang desa itu protes : "Janganmenggambarkan kami sebagai orang bodoh! Mungkin kamibukan ahli filsafat, tetapi filsafat hebat tidak diperlukan. Fakta sederhana bahwa kudamu hilang adalahkutukan". Orang tua itu berbicara lagi : "Yang saya tahuhanyalah bahwa kandang itu kosong dan kuda itu pergi.Selebihnya saya tidak tahu. Apakah itu kutukan atauberkat, saya tidak dapat katakan.Yang dapat kita lihathanyalah sepotong saja. Siapa tahu apa yang akanterjadi nanti ?"

Orang-orang desa tertawa. Menurut mereka orang itugila. Mereka memang selalu menganggap dia orang tolol;kalau tidak, ia akan menjual kuda itu dan hidup dariuang yang diterimanya. Sebaliknya, ia seorang tukangpotong kayu miskin, orang tua yang memotong kayu bakardan menariknya keluar hutan lalu menjualnya. Uang yangia terima hanya cukup untuk membeli makanan, tidaklebih. Hidupnya sengsara sekali. Sekarang ia sudahmembuktikan bahwa ia betul-betul tolol.

Sesudah lima belas hari, kuda itu kembali. Ia tidak dicuri, ia lari ke dalam hutan. Ia tidak hanya kembali,ia juga membawa sekitar selusin kuda liar bersamanya.Sekali lagi penduduk desa berkumpul sekeliling tukangpotong kayu itu dan mengatakan : "Orang tua, kamubenar dan kami salah. Yang kami anggap kutukansebenarnya berkat. Maafkan kami". Jawab orang itu : "Sekali lagi kalian bertindakgegabah. Katakan saja bahwa kuda itu sudah balik.Katakan saja bahwa selusin kuda balik bersama dia,tetapi jangan menilai. Bagaimana kalian tahu bahwa iniadalah berkat ? Anda hanya melihat sepotong saja.Kecuali kalau kalian sudah mengetahui seluruh cerita,bagaimana anda dapat menilai ? Kalian hanya membaca satu halaman dari sebuah buku. Dapatkah kalian menilaiseluruh buku ? Kalian hanya membaca satu kata darisebuah ungkapan. Apakah kalian dapat mengerti seluruhungkapan ? Hidup ini begitu luas, namun Anda menilaiseluruh hidup berdasar! kan satu halaman atau satu kata.Yang anda tahu hanyalah sepotong! Jangan katakanitu adalah berkat. Tidak ada yang tahu. Saya sudahpuas dengan apa yang saya tahu. Saya tidak terganggukarena apa yang saya tidak tahu".

"Barangkali orang tua itu benar," mereka berkata satukepada yang lain. Jadi mereka tidak banyakberkata-kata. Tetapi di dalam hati mereka tahu iasalah. Mereka tahu itu adalah berkat. Dua belas kudaliar pulang bersama satu kuda. Dengan kerja sedikit,binatang itu dapat dijinakkan dan dilatih, kemudiandijual untuk banyak uang. Orang tua itu mempunyai seorang anak laki-laki. Anakmuda itu mulai menjinakkan kuda-kuda liar itu. Setelahbeberapa hari, ia terjatuh dari salah satu kuda dankedua kakinya patah. Sekali lagi orang desa berkumpulsekitar orang tua itu dan menilai. "Kamu benar", katamereka : "Kamu sudah buktikan bahwa kamu benar.Selusin kuda itu bukan berkat.

Mereka adalah kutukan.Satu-satunya puteramu patah kedua kakinya dan sekarangdalam usia tuamu kamu tidak ada siapa-siapa untukmembantumu... Sekarang kamu lebih miskin lagi. Orangtua itu berbicara lagi : "Ya, kalian kesetanan denganpikiran untuk menilai, menghakimi. Jangan keterlaluan.Katakan saja bahwa anak saya patah kaki. Siapa tahuitu berkat atau kutukan ? Tidak ada yang tahu. Kitahanya mempunyai sepotong cerita. Hidup ini datangsepotong-sepotong".

Maka terjadilah dua minggu kemudian negeri itu berperang dengan negeri tetangga. Semua anak muda di desa diminta untuk menjadi tentara. Hanyaanak si orang tua tidak diminta karena ia terluka. Sekali lagi orang berkumpul sekitar orang tuaitu sambil menangis dan berteriak karena anak-anakmereka sudah dipanggil untuk bertempur. Sedikit sekalikemungkinan mereka akan kembali. Musuh sangat kuat danperang itu akan dimenangkan musuh. Mereka tidak akanmelihat anak-anak mereka kembali. "Kamu benar, orangtua", mereka menangis : "Tuhan tahu, kamu benar. Inibuktinya. Kecelakaan anakmu merupakan berkat. Kakinya patah, tetapi paling tidakia ada bersamamu. Anak-anak kami pergi untukselama-lamanya".Orang tua itu berbicara lagi : "Tidak mungkin untukberbicara dengan kalian. Kalian selalu menarikkesimpulan. Tidak ada yang tahu. Katakan hanya ini :anak-anak kalian harus pergi berperang, dan anak sayatidak. Tidak ada yang tahu apakah itu berkat ataukutukan. Tidak ada yang cukup bijaksana untukmengetahui. Hanya Allah yang tahu".

Moral cerita :Orang tua itu benar. Kita hanya tahu sepotong dariseluruh kejadian. Kecelakaan-kecelakaan dan kengerianhidup ini hanya merupakan satu halaman dari bukubesar. Kita jangan terlalu cepat menarik kesimpulan.Kita harus simpan dulu penilaian kita dari badai-badaikehidupan sampai kita ketahui seluruh cerita.

Disunting dari www.mail-archive.com/airputih@yahoogroups.com

Pengalaman Indah dengan Alamku






Lagi-lagi sebuah pengalaman menarik kualami sebagai seorang manusia yang sedang mencari jati diri. Aku mencoba mengukur seberapa besar kekuatan diriku mengalahkan keegoisan tubuh yang tak kuat menghadapi tantangan.

Ya, saya dan teman-taman Wacana Bhakti melakukan Hiking di Gede-Pangrango, saat liburan UAN kelas III. Memang ini sudah menjadi pengalaman kedua bagi saya pribadi, namun tettap terasa istimewa. Sebuah pencapaian diperoleh atas kerja keras yang tak kenal lelah. Hal ini saya buktikan dengan pengalaman sampai ke Puncak Gunung Gede.

Hadiah terakhir yang Tuhan berikan adalah sebuah pemandangan yang luar biasa agung yakni alam raya ciptaan-Nya sendiri. Ini jadi salah satu motivasiku untuk belajar dari alam, memahami diri sendiri dan berusaha membalas keindahn-Nya yang tiada tara dengan memberikan diriku untuk orang lain di masa yang akan datang. Salam dari Alam
Gede Pangrango, April 2009

07 Mei 2009

Titik Penting Pencarianku



Tepat tanggal empat mei tahun dua ribu sembilan aku berusia delapan belas tahun. Apa yah yang sedang ada di pikiranku? Kalau pertanyaannya seperti ini, tentu jawabanya beragam. Namun sungguh di momen penting ini adalah: apa yang bisa kuperbuat selama ini demi mencapai tujuan hidupku?

Memang sulit memahami diri. Usia 18 tahun saya ibaratkan sebagai batu loncatan besar saya karena di usia ini saya akan menghasilkan sebuah keputusan terpenting dalam hidup saya - menjadi seorang calon imam atau jadi awam yang baik saat retret electio desember nanti.

Seru rasanya mencoba mengulik keprbadianku sendiri. Mungkin banyak orang diluar sana yang memberikan aneka komentar tentang masa depanku, tapi haruskah ku terlalu terpengaruh oleh mereka?

Hidup itu pilihan dan jangan heran jika kita hidup selalu berada dalam aneka tawaran dan pertanyaan. Sebuah keuntungan yang kuperoleh saat ku hidup di seminari adalah kemampuan untuk melihat suatu peristiwa dari berbagai sisi dan sudut pandang. Aku bisa menemukan makna dibalik setiap peristiwa dan keputusan yang kuambil.

Karena tetap aku menghargai hidup adalah proses, aku mencoba untuk setia dalam setiap rangkaian proses itu. Semoga..!

Iseng di Sore Hari

Flash