14 Januari 2010

Wanted!

DICARI:
YESUS KRISTUS
alias: Mesias, Putera Allah, Anak Manusia, Raja segala Raja, Raja Damai



- Pemimpin terkenal suatu gerakan yang membangkang terhadap para imam, tua-tua bangsa serta ahli-ahli Taurat
Dicari karena dakwaan sebagai berikut:

Melakukan praktek sebagai tabib, membuat anggur serta menggandakan roti tanpa ijin
Bersengketa dengan para pengusaha di Bait Allah
Menjalin hubungan dengan para penjahat, pelacur serta orang-orang berdosa
Menyatakan diri memiliki kuasa untuk menjadikan manusia sebagai Anak-anak Allah

Ciri-ciri : rambut gondrong, berjambang, mengenakan jubah dan sandal

Berkeliaran di perkampungan-perkampungan kumuh, hanya sedikit teman dari kalangan kaya, sering menyelinap ke padang gurun

Memiliki kelompok pengikut dari golongan rendahan yang dikenal sebagai `para rasul'


BERHATI-HATILAH:

Ia dapat mengubah hati manusia dan mengaku akan membebaskan mereka.


PERINGATAN:
Ia ada di sekitarmu!!!

http://www.indocell.net/yesaya

Bingung Dengan UN



Saya adalah salah seorang siswa yang sedang menjalani tahun terakhir pendidikan formal saya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Gonzaga, Jakarta. Satu hal yang menjadi fokus utama di kelas III ini adalah ujian nasional (UN). Saat saya dan teman-teman sedang bersemangat menyambut dan mempersiapkan diri untuk ujian akhir ini, saya malah menemukan suatu ketidakjelasan dari kebijakan pemerintah.

Kebingungan yang terjadi terlihat dari majunya waktu pelaksaan, standar kelulusan yang belum jelas, UN silang atau campuran siswa, maupun pelaksanaannya secara praktis di lapangan yang membingungkan pihak sekolah maupun siswa sendiri.

Satu hal yang cukup memprihatinkan bagi saya pribadi adalah ”kepanikan” sekolah saat mendengar berita kemajuan jadwal UN menjadi Maret 2010 ini. Sekolah harus membuat jadwal try out dan tambahan belajar untuk memantapkan siswa mengikuti ujian utama. Hal ini jadi menimbulkan kesan terburu-buru dari pihak sekolah. Bahkan bahan pelajaran yang seharusnya diterima siswa dalam empat kali pertemuan dirampingkan hanya menjadi satu pertemuan. Hal ini bisa memicu ketakutan siswa menghadapi ujian akhirnya.

Belum lagi kabar lain yang menyebutkan pembatalan pelaksanaan UN oleh Mahkamah Agung yang cukup menggangu konsentrasi pelajar dalam mempersiapkan diri.

Hal ini seharusnya menjadi perhatian utama pemerintah, khususnya Departemen Pendidikan (Depdiknas). Jangan sampai pelajar menjadi korban atau ”kelinci percobaan” program pemerintah. Masa depan pelajar adalah masa depan bangsa. Jadi, jangan sampai pelajar dibingungkan dengan urusan-urusan kebijakan sehingga tak mampu mempersiapkan secara matang masa depannya dengan baik.


Eduard Salvatore da Silva
Siswa Kelas XII SMA Gonzaga, Jakarta
Jl. Pejaten Barat 10 A, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550
Opini Suara Pembaruan 13 Januari 2010

03 Januari 2010

Resolusi Pentingkah ?



Saat semua orang sibuk mencari resolusi baru menyambut tahun baru ini, aku pun tergerak untuk melihat dalam diriku. “Apakah yang ingin saya wujudkan di tahun baru ini? Apakah aku sudah cukup baik bertindak sebagai manusia?”

Bagiku resolusi terkesan sia-sia karena biasanya hanya digaungkan saat-saat menjelang tahun baru. Mereka tak mampu menciptakan hal itu sebagai bagian dalam dirinya. Ya, daripada saya terus membicarakan kekurangan orang lain, saya juga sedang mencoba menjadi manusia yang lebih bertanggungjawab. Aku punya harapan di tahun ini aku mampu untuk semakin melandasi hidupku dengan percaya pada diri sendiri.


Aku mencoba untuk merangkumnya dalam tiga kata kunci, yakni introspeksi, evaluasi, dan refleksi. Tiga hal ini sudah cukup mewakili apa yang sedang ada di dalam benakku. Aku mau jadi diri sendiri yang peka terhadap keadaan sekitarku.


Segala keputusan penting yang telah kuambil di masa-masa ini kuyakini sungguh berasal dari suatu proses pertimbangan yang matang. Aku akan mulai mencoba mempertanggungjawabkan semuannya dengan bantuan rahmat-Nya. Semoga aku bisa mewujudkan Talk Less Do More!

Iseng di Sore Hari

Flash