14 Januari 2010

Bingung Dengan UN



Saya adalah salah seorang siswa yang sedang menjalani tahun terakhir pendidikan formal saya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Gonzaga, Jakarta. Satu hal yang menjadi fokus utama di kelas III ini adalah ujian nasional (UN). Saat saya dan teman-teman sedang bersemangat menyambut dan mempersiapkan diri untuk ujian akhir ini, saya malah menemukan suatu ketidakjelasan dari kebijakan pemerintah.

Kebingungan yang terjadi terlihat dari majunya waktu pelaksaan, standar kelulusan yang belum jelas, UN silang atau campuran siswa, maupun pelaksanaannya secara praktis di lapangan yang membingungkan pihak sekolah maupun siswa sendiri.

Satu hal yang cukup memprihatinkan bagi saya pribadi adalah ”kepanikan” sekolah saat mendengar berita kemajuan jadwal UN menjadi Maret 2010 ini. Sekolah harus membuat jadwal try out dan tambahan belajar untuk memantapkan siswa mengikuti ujian utama. Hal ini jadi menimbulkan kesan terburu-buru dari pihak sekolah. Bahkan bahan pelajaran yang seharusnya diterima siswa dalam empat kali pertemuan dirampingkan hanya menjadi satu pertemuan. Hal ini bisa memicu ketakutan siswa menghadapi ujian akhirnya.

Belum lagi kabar lain yang menyebutkan pembatalan pelaksanaan UN oleh Mahkamah Agung yang cukup menggangu konsentrasi pelajar dalam mempersiapkan diri.

Hal ini seharusnya menjadi perhatian utama pemerintah, khususnya Departemen Pendidikan (Depdiknas). Jangan sampai pelajar menjadi korban atau ”kelinci percobaan” program pemerintah. Masa depan pelajar adalah masa depan bangsa. Jadi, jangan sampai pelajar dibingungkan dengan urusan-urusan kebijakan sehingga tak mampu mempersiapkan secara matang masa depannya dengan baik.


Eduard Salvatore da Silva
Siswa Kelas XII SMA Gonzaga, Jakarta
Jl. Pejaten Barat 10 A, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550
Opini Suara Pembaruan 13 Januari 2010

0 komentar:

Iseng di Sore Hari

Flash