19 Maret 2009

Dan Fajarpun Mulai Menyingsing

Ketika kita mendengar kata penjajahan, rasanya ada sebuah perasaan trauma dan kecil hati. Mungkin ini juga yang ada di benak kita masing-masing sebagai orang Indonesia. Ya, hal ini seakan menjadi luka lama yang bahkan menjadi warisan pahit kita sebagai satu bangsa yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Ada berbagai kata yang menguasai pikiran kita sebagai manusia dan bangsa yang pernah terjajah. Namun apa daya, semua itu sudah menjadi goresan dalam proses pendewasaan kita. Lalu, apa yang kurenungkan dari kenyataan pahit ini? Apakah Tuhan memberikan suatu penderitaan pada manusia tanpa memberikan sesuatu yang berarti untuk ke depannya? Dengan segala keyakinan yang ada, saya percaya bahwa Ia punya cara terbaik untuk menunjukan kepada kita, bahwa Ia senantiasa melindungi dan mengasihi kita dalam segala kemalangan yang kita terima.

Apa yang sepintas hinggap di pikiran kita ketika membayangkan saat para kompeni-kompeni itu merobek jati diri bangsaku? Miskin, sengsara, beban psikis, stress, trauma, kelaparan, kematian dan penderitaaan mungkin bisa menjadi sedikit gambaran mengenai hal ini. Sungguh kejam dan tidak berperikemanusiaan.

Kalau kita mau melihat lebih dalam, yang justru kita lihat adalah kecongkakkan manusialah yang ternyata menjadi penyebab dari semua ini. Rasanya semua orang mengiyakan pandangan bahwa setiap manusia memiliki hasrat untuk dianggap hebat dan memiliki kekuatan. Saat mereka sudah merasa kuat, itulah saatnya untuk menunjukan kekuatan pribadi mereka dengan cara menguasai pihak lain. Tentunya hal ini akan ditentang oleh pihak yang ditindas dan disinilah terjadi apa yang dinamakan konflik. Sayangnya, seringkali konflik akan berbuah pada peristiwa paling kejam di kehidupan manusia, perang. Gambaran di atas jelas memaparkan bahwa pancingan dari satu pihak ke pihak lain akhirnya berbuah buruk terhadap kedua belah pihak. Bagaimanapun perang yang terjadi antara para pejuang kita dengan pihak penjajah terasa sia-sia karena yang akhirnya timbul justru korban yang semakin banyak. Namun kalau tidak dilawan, sampai kapan pihak penjajah merasa paling kuat untuk menguasai tanah air kita.

Saya percaya bahwa setiap peristiwa yang kita alami sebagai manusia dapat dipandang dari dua sisi : baik dan buruknya. Satu hal yang saya soroti adalah bahwa penjajahan yang kita anggap selalu merugikan sesungguhnya juga mampu membentuk dan menyatukan bangsa kita. Sebagai sebuah kesatuan wilayah yang terdiri dari berbagai pulau, wilayah ataupun daerah, rasanya sulit disatukan jika kita tidak sama-sama memiliki perasaaan senasib untuk berjuang, bebas dari penjajahan. Sebuah fenomena sosial dimana jati diri bangsa kita terbentuk ketika berada dalam suatu tekanan dari bangsa penjajah.

Saya jadi teringat pada sebuah ilustrasi tentang hidup manusia yang merupakan suatu proses “penderitaan”. Seekor kupu-kupu harus mampu melewati sempitnya lubang pada kepompong supaya saat ia keluar sempurna, otot-otot pada tubuhnya sudah berkontraksi dengan baik. Jika ia sudah melalui proses penderitaan ini, barulah otot-ototnya dapat digunakan untuk terbang dan menjadi seekor kupu-kupu normal. Seringkali dengan penderitaan ini kita lebih mengerti makna kehidupan dan keinginan untuk bebas dari keinginan untuk menindas kembali. Kita mengerti bagaimana perasaan kita sebagai pihak yang terjajah. Hal ini membuat kita mungkin berpikir dua kali apabila ingin melakukan tindakan yang sama – menjajah pihak lain.

Dari sini ku berefleksi bahwa setiap peristiwa pahit sekalipun, memiliki makna tersendiri yang berguna untuk kehidupan kita ke depannya. Memang sebuah praktek penjajahan sama sekali tidak dapat dibenarkan. Melihat satu pihak menguasai pihak lain dengan sewenang-wenang memang selalu memilukan dan menjadi gambaran kebrobrokan nilai kemanusiaan. Tetapi satu hal, jangan sampai segala keadaan buruk menghancurkan keseluruha hidup kita sebagai indvividu maupun warga negara. Kekejaman yang telah dialami nenek moyang kita biarlah menjadi bahan pembelajaran kita untuk senantiasa melanjutkan dan tidak menyia-nyiakan pengorbanan mereka hingga ke titik darah penghabisan. Cintailah bangsa ini, sebagaimana bangsa ini berjuang untuk mencapai dan meweujudkan kehidupan kita seperti sekarang ini!

Sekian

08 Maret 2009

Hot Couple this Year



Ini dia Pasangan Paling HOT tahun ini
Edu PITt Hitam-Jolie

Iseng di Sore Hari

Flash